Rupiah Makin Tertekan, Tembus Rp 15.910/US$

Sifi Masdi

Wednesday, 03-04-2024 | 12:18 pm

MDN
Rupaih Vs Dolar AS [ist]

 

 

 

 

Jakarta, Inakoran

 

Pada perdagangan Rabu (3/4/2024), mata uang Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), meskipun indeks dolar AS cenderung melandai. Berdasarkan data Refinitiv, pada pukul 09:00 WIB, Rupiah dibuka melemah 0,41% ke posisi Rp 15.910/US$. Penurunan ini merupakan kelanjutan dari penutupan perdagangan Selasa sebelumnya, di mana Rupiah ditutup turun tipis 0,06% di posisi Rp 15.895/US$.

 

BACA JUGA:   Investor Asing Berbondong-Bondong Jual Saham Jumbo, Apa yang Terjadi?

 

Ada beberapa faktor eksternal dan internal yang menjadi pemicu melemahnya Rupiah terhadap dolar AS. Salah satunya adalah indeks dolar, yang meski terpantau melandai, tetap memberikan tekanan.

 

Indeks dolar ditutup di posisi 104,816, lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya di posisi 105,019. Pada pagi hari ini, indeks dolar terpantau turun tipis 0,05% ke 104,76.

 

 

 

 

Namun, tekanan lain datang dari kenaikan yield US Treasury tenor 10 tahun yang melesat ke 4,33%. Posisi ini melesat dibandingkan akhir pekan lalu yang masih berada di posisi 4,19%. Kenaikan imbal hasil ini bisa memicu aliran outflow dari Indonesia ke AS karena investor tertarik dengan imbal hasil yang lebih tinggi.

 

BACA JUGA:  Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini, Rabu (3/4/2024)

 

Hari ini, Ketua The Fed Jerome  Powell akan kembali berpidato dalam Economic Outlook di Stanford Business, Government, and Society Forum, Stanford, California. Acara ini mempertemukan para pemimpin dari kalangan bisnis, organisasi nirlaba, pemerintah, dan akademisi untuk melakukan dialog konstruktif mengenai isu-isu terkini, termasuk pasar bebas, teknologi, dan keberlanjutan.

 

Pelaku pasar setidaknya akan menerima gambaran terkait kebijakan The Fed lebih lanjut, apalagi semalam sudah rilis beberapa data dari pasar tenaga kerja, sekaligus kemarin ada PMI Manufaktur. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, investor kini melihat peluang 56,3% bahwa The Fed akan memulai siklus pelanggarannya pada pertemuan Juni. Ekspektasi pasar jauh di bawah pekan lalu yang mencapai 63%.

 

BACA JUGA:  Trik  Kelola THR Lebaran, Biar Dapat Cuan Lebih Banyak

 

Sementara itu, di dalam negeri, Mahkamah Konstitusi (MK) akan melanjutkan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden hari ini. Agenda sidang adalah mendengarkan keterangan ahli dan saksi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

 

KOMENTAR