Terkait Keamanan, Pemerintah Jepang Hentikan Pasokan Drone China Ke Negara Itu

Binsar

Friday, 30-10-2020 | 09:51 am

MDN
Lembaga penelitian Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) di Swedia mengeluarkan data yang menyebut bahwa China saat ini menjadi eksportir terbesar di dunia bagi produk drone bersenjata (UCAV). [ist]

 

 

Tokyo, Inako

Jepang dapat secara efektif menghentikan China untuk memasok drone kepada pemerintahnya untuk melindungi informasi sensitif.

“Keputusan itu merupakan bagian dari upaya luas untuk meningkatkan keamanan nasional,” kata enam orang di pemerintahan dan partai yang berkuasa yang mengetahui masalah tersebut.

Kekhawatiran utama, kata orang-orang itu, berpusat pada teknologi informasi, rantai pasokan, keamanan dunia maya, dan kekayaan intelektual - kekhawatiran yang juga meningkat di luar Jepang.

Tetapi Jepang harus menyeimbangkan ketakutan semacam itu - terutama dorongan Beijing yang semakin besar untuk mengekspor teknologi sensitif seperti drone komersial dan kamera keamanan - terhadap ketergantungan ekonomi yang mendalam pada China.

China juga harus menavigasi perairan yang semakin berombak antara China dan sekutu terdekat Jepang, Amerika Serikat, yang berselisih dengan Beijing dalam banyak hal, termasuk teknologi.

"China adalah pasar yang besar dan penting bagi Jepang," kata salah satu pejabat senior pemerintah. "Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa teknologi dan informasi canggih dapat bocor ke China dan dapat dialihkan untuk penggunaan militer."

 

Kementerian pertahanan memiliki beberapa ratus drone, termasuk beberapa dibuat oleh perusahaan China; penjaga pantai memiliki sekitar 30 orang, dan sebagian besar adalah orang Cina. Keduanya mengatakan mereka tidak menggunakan drone China untuk masalah terkait keamanan. Entitas pemerintah lain juga menggunakan drone semacam itu.

Tidak jelas apakah semua perlu diganti, tetapi drone baru, yang digunakan untuk pekerjaan sensitif seperti investigasi kriminal, pekerjaan infrastruktur, dan penyelamatan darurat, harus diamankan dari kebocoran data dan melalui prosedur pemeriksaan yang lebih ketat, kata kebijakan yang diubah itu.

Aturan yang diperketat, yang akan mulai berlaku pada April 2021, tidak menyebutkan nama negara mana pun. Tetapi sumber pemerintah senior dan partai yang berkuasa mengatakan kepada Reuters bahwa mereka diciptakan dengan mempertimbangkan China.

 

Inisiatif tersebut mencakup aturan investasi baru untuk orang asing yang diberlakukan tahun lalu; Anggota parlemen partai yang berkuasa juga mempersiapkan proposal tentang undang-undang yang mencakup semuanya untuk mempromosikan keamanan ekonomi yang akan diresmikan tahun ini.

Secara terpisah, Dewan Keamanan Nasional Jepang membentuk sebuah unit pada bulan April untuk memeriksa bagaimana masalah ekonomi, seperti teknologi canggih, dapat memengaruhi keamanan nasional.

KOMENTAR