The Fed Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga:Wall Street Melonjak Hijau
Jakarta, Inakoran
Bursa saham Amerika Serikat pada Jumat (23/8/2024) ditutup dengan kinerja yang memukau, menunjukkan lonjakan signifikan setelah Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, memberikan sinyal kuat bahwa pemangkasan suku bunga akan segera dimulai pada bulan September. Sinyal ini membawa angin segar bagi para pelaku pasar, mendorong optimisme dan reli di Wall Street menjelang akhir pekan.
Mengutip laporan Bloomberg, seluruh indeks utama di Wall Street mengalami kenaikan yang signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average naik sebesar 1,1%, sementara S&P 500 meningkat 1,15%, dan Nasdaq 100 menguat 1,2% pada pukul 16.00 waktu New York. Kenaikan ini mencerminkan respons pasar yang sangat positif terhadap pernyataan Powell dalam konferensi ekonomi tahunan yang diadakan oleh Kansas City Fed di Jackson Hole, Wyoming.
Tidak hanya pasar saham yang mengalami perubahan, tetapi juga nilai tukar dolar AS. Bloomberg Dollar Spot Index, yang mengukur nilai dolar terhadap sekeranjang mata uang asing, mencatat penurunan sebesar 0,78%, berada di level 100,71. Penurunan nilai dolar ini mencerminkan ekspektasi bahwa suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi daya tarik dolar sebagai investasi, mendorong investor untuk beralih ke aset lain.
Chris Zaccarelli dari Independent Advisor Alliance menyatakan bahwa pasar saham merespons positif pernyataan Powell, yang dinilai memberikan lampu hijau untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September.
BACA JUGA:
Ini Makna Blended Finance Sesuai Kebutuhan Negara
Rupiah Melemah Tipis: Dibuka di Posisi Rp15.643/USD
Blackrock dan Perusahaan Perancis Borong Saham Telkom
Prabowo Bakal Tersandung Utang Jumbo Jokowi: Apa Langkah Strategis yang Harus Dilakukan?
Lebih lanjut, Zaccarelli menekankan bahwa pidato Powell tidak bernada hawkish, melainkan membuka ruang bagi pemangkasan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.
Dalam pidato yang disampaikan di Jackson Hole, Powell menyatakan bahwa risiko kenaikan inflasi telah mereda, sementara tekanan terhadap pasar tenaga kerja juga telah berkurang. Hal ini memberikan sinyal bahwa The Fed akan mulai menyesuaikan kebijakan moneternya.
Powell dengan tegas menyebutkan bahwa "waktunya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri," mengindikasikan bahwa arah kebijakan sudah jelas, namun waktu dan kecepatan pemangkasan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk serta prospek ekonomi yang berkembang.
Dalam pidatonya, Powell juga menyoroti pencapaian dua tujuan utama yang diberikan oleh Kongres AS kepada The Fed, yaitu mengendalikan inflasi dan menekan angka pengangguran. Seperti diketahui, inflasi di AS sempat meningkat hingga kisaran 7% selama pandemi Covid-19, yang diikuti oleh peningkatan tingkat pengangguran.
Powell menjelaskan bahwa lonjakan pengangguran yang hampir mencapai satu persen pada tahun lalu sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya pasokan tenaga kerja dan melambatnya proses perekrutan, bukan oleh peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK). Saat ini, tingkat pengangguran AS berada di angka 4,3%, yang dianggap sejalan dengan inflasi yang stabil dalam jangka panjang.
Dengan latar belakang ini, Powell menegaskan bahwa The Fed tidak akan menunggu pemulihan lebih lanjut dari kondisi pasar tenaga kerja sebelum mengambil tindakan. Keputusan ini diharapkan akan membawa stabilitas dan kepastian bagi pasar, mengurangi ketidakpastian yang sempat membayangi perekonomian global.
KOMENTAR