Tingkat Kesuburan dan Kelahiran Jepang Mencapai Rekor Terendah Tahun 2023

Binsar

Thursday, 06-06-2024 | 10:31 am

MDN
Ilustrasi kepadatan bangunan di kota di Jepang [ist]

 

Jakarta, Inakoran

Tingkat kesuburan dan jumlah kelahiran di Jepang mengalamai penurunan selama delapan tahun terakhir dan mencapai rekor terendah tahun 2023.

Melansir Kyodo News, data pemerintah, pada hari Rabu menunjukkan, terdapat peningkatan jumlah individu yang memilih untuk menikah di usia lanjut atau tidak menikah sama sekali.

Data Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan menunjukkan, tingkat kesuburan total – perkiraan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita seumur hidupnya – turun menjadi 1,20, terendah sejak data pembanding tersedia pada tahun 1947. Titik terendah sebelumnya adalah 1,26 pada tahun 2005 dan 2022.

Jumlah bayi yang lahir di Jepang pada tahun 2023 juga turun 43.482 dari tahun sebelumnya menjadi 727.277, menurut data, turun ke kisaran 720.000 11 tahun lebih awal dari perkiraan Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial tahun lalu. 

 

 

Meskipun undang-undang untuk mengatasi penurunan angka kelahiran telah disahkan pada hari Rabu, efektivitas undang-undang tersebut dalam membalikkan tren penurunan tersebut masih belum jelas.

Undang-undang baru ini berfokus pada pemberian dukungan untuk membesarkan anak, seperti peningkatan tunjangan anak dan tunjangan cuti mengasuh anak, namun hanya memiliki sedikit kebijakan bagi individu yang ingin menikah.

Jumlah pasangan yang menikah pada tahun 2023 turun di bawah 500.000 untuk pertama kalinya dalam 90 tahun menjadi 474.717, yang merupakan level terendah sejak Perang Dunia II.

Meskipun tingkat kesuburan di Jepang pulih menjadi 1,45 pada tahun 2015 karena dorongan dari generasi baby boom kedua yang lahir antara tahun 1971 dan 1974 dengan memiliki anak, angka tersebut berada dalam tren menurun sejak tahun 2016.

Angka tersebut masih jauh di bawah tingkat penggantian tingkat kesuburan sebesar 2,07 – jumlah rata-rata kelahiran per perempuan yang diperlukan untuk mempertahankan populasi. 

 

 

Berdasarkan prefektur, Tokyo mencatat tingkat kesuburan terendah yaitu 0,99, diikuti oleh Hokkaido sebesar 1,06 dan Miyagi sebesar 1,07.

Okinawa di Jepang selatan memiliki tingkat tertinggi sebesar 1,60, diikuti oleh prefektur Nagasaki dan Miyazaki sebesar 1,49.

Sementara itu, jumlah kematian di Jepang pada tahun 2023 naik ke rekor tertinggi yaitu 1,58 juta jiwa, dengan jumlah penduduk menyusut selama 17 tahun berturut-turut.

Kanker menjadi penyebab utama kematian sebesar 24,3 persen, disusul penyakit jantung sebesar 14,7 persen, dan usia tua sebesar 12,1 persen.

KOMENTAR