AS dan China Kembali Terlibat Perang Dagang Gara-gara Virus Corona

Sifi Masdi

Sunday, 03-05-2020 | 21:40 pm

MDN
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Xi Jiping [ist]

Jakarta, Inako

Presiden Amerika Serikat (AS)  Donald Trump kembali melancarkan serangan ke China terkait dengan wabah virus corona (Covid-19). Setelah ada beberapa kesepakatan dalam perang dagang belum ditandatangani menyusul penyebaran pandemi Covid-19 yang berkembang begitu cepat di seluruh belahan dunia, Trump kembali mengungkit perang dagang dengan China tapi melalui jurus virus corona.

BACA JUGA:  Bursa China Berada di Zona Hijau Pasca Kesepakatan Damai AS-China

Trump berencana akan menaikkan tarif impor barang dari China yang masuk  pasar AS. Rencana Trump tersebut karena dinilai China tidak mampu menangani virus corona, sehingga virus menyebar dengan begitu cepat ke seluruh penjuru dunia. 

BACA JUGA: China Siap Beli Produk Pertanian AS Pasca Kesepakatan Perdagangan Fase Satu

Presiden AS Donald Trump mengatakan bisa saja mengenakan bea masuk impor akibat cara penanganan virus corona yang dilakukan China sehingga menjadi pandemi global.

BACA JUGA: Peluang Manufaktur Indonesia Untuk Pasar AS Yang Sedang Perang Dagang

Dalam konfrensi pers di Gedung Putih, Kamis (30/4) lalu, Trump menuduh China dengan mengatakan bahwa  virus corona berasal dari Institut Virologi Wuhan, sebuah laboratorium di China. Bahkan ia mengatakan memiliki kepercayaan sangat tinggi.

BACA JUGA: Mengejutkan, Xi Jinping Larang Penggunaan Microsof dan Dell di China

"Ya, ya saya lihat [bukti]," katanya. "Saya tidak bisa memberi tahu Anda tentang ini. Saya tidak diizinkan memberi tahu kepada Anda [wartawan] soal ini," kata Trump kepada wartawan. Dengan mengacu pada fakta tersebut, Trump akan melakukan sesuatu dengan China terkait tariff.

BACA JUGA:  WHO Puji China, Tak Ada Lagi Kasus Baru di Wuhan

Sejauh ini belum ada tanggapan dari China terkait ancaman tersebut, tetapi pasar sudah terlanjur cemas. Pandemi Covid-19 sudah membawa perekonomian global mengalami resesi, bahkan diperkirakan akan menjadi yang terburuk sejak Depresi Besar (Great Depression) pada tahun 1930an, apalagi jika ditambah babak baru perang dagang AS

 

 

KOMENTAR