Jepang Akan Rilis Vaksin Coronavirus Juni 2021

Binsar

Saturday, 06-06-2020 | 09:28 am

MDN
Ilustrasi [ist]

Tokyo, Inako

Menteri Kesehatan Jepang, Jumat (5/6), mengatakan negara itu akan merilis vaksin coronavirus pada Juni 2021. Hal itu dikatakan saat negara itu sedang berusaha keras menyiapkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo, yang awalnya direncanakan untuk musim panas ini tetapi ditunda satu tahun karena pandemi coronavirus.

Seorang pria yang mengenakan makser pelindung berjalan melewati jam hitung mundur untuk Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Tokyo, Jepang 4 Juni 2020. [Reuters] 

 

Perusahaan obat seluruh dunia kini sedang berjuang untuk mengembangkan pengobatan atau vaksin untuk COVID-19, penyakit pernapasan yang sejauh ini telah menewaskan hampir 400.000 orang di seluruh dunia.

"Kami akan mengamankan fasilitas produksi secara paralel dengan pengembangan vaksin yang dipercepat," kata Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato kepada wartawan, saat ia menguraikan rencana untuk menggunakan vaksin pada akhir paruh pertama 2021.

 

Baca Juga: Keadaan Mulai Stabil, Jepang Akan Mencabut Keadaan Darurat di Beberapa Daerah

Baca Juga: Jepang Menyetujui Remdesivir Gilead Sciences Sebagai Obat COVID-19

Baca Juga: Shinzo Abe Akan Putuskan Perpanjangan Masa Tenggap Darurat Corona Pada 4 Mei

 

Saat ini, Pemerintah Jepang telah mengalokasikan 146 miliar yen ($ 1,34 miliar) untuk produksi dan distribusi vaksin dalam anggaran tambahan kedua yang disetujui kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe bulan lalu.

Perusahaan farmasi Jepang, termasuk Shionogi & Co (4507.T) dan AnGes Inc (4563.T) akan mengembangkan vaksin coronavirus tersebut.

 

Amerika Serikat sedang merencanakan uji klinis besar-besaran yang melibatkan 100.000 hingga 150.000 sukarelawan secara total, dengan tujuan memberikan vaksin yang efektif pada akhir tahun ini.

Hingga saat ini, Jepang belum mengalami lonjakan infeksi koronavirus yang terlihat di beberapa negara lain. Ini telah melaporkan sekitar 17.000 kasus yang dikonfirmasi dan 900 kematian yang diketahui sampai saat ini.

KOMENTAR