Jepang Bakal Melarang Mahasiswa Asing Membeli Barang Bebas Bea

Binsar

Monday, 06-12-2021 | 12:24 pm

Foto yang diambil pada bulan Oktober 2017 menunjukkan turis di toko bebas bea di distrik Akihabara Tokyo [kyodonews]

Jakarta, Inako

Pemerintah Jepang dan partai-partai yang berkuasa telah memutuskan untuk menghapus sistem yang memungkinkan pelajar asing dan penduduk jangka panjang lainnya untuk melakukan pembelian barang bebas bea. Keputusan itu diambil sebagai tanggapan atas dugaan kasus penjualan kembali dan keluhan pemeriksaan kelayakan yang rumit, sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan pada hari Minggu.

Di bawah sistem saat ini, yang akan direvisi sebagai bagian dari reformasi pajak untuk tahun fiskal 2022, pelajar asing yang tinggal jangka panjang di Jepang dan tidak bekerja paruh waktu dapat melakukan pembelian bebas pajak dalam waktu enam bulan setelah memasuki negara tersebut.

Kritik telah muncul atas pemeriksaan padat karya yang harus dilakukan toko bebas bea pada saat penjualan untuk mengonfirmasi bahwa seorang siswa tidak bekerja, sementara yang lain mengeluh tidak adil bahwa toko dengan prosedur penyaringan yang longgar akhirnya menarik lebih banyak pelanggan.

Badan Pajak Nasional juga menemukan banyak kasus "pesta membeli" yang mencurigakan oleh mahasiswa asing setelah memperkenalkan sistem untuk mendigitalkan informasi pembeli pada bulan April tahun lalu.

*Foto yang diambil pada bulan Oktober 2017 menunjukkan turis di toko bebas bea di distrik Akihabara Tokyo [kyodonews]*

Mereka percaya bahwa mereka mungkin membeli barang bebas bea dalam jumlah besar untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi, termasuk pajak konsumsi 10 persen, untuk mendapat untung.

Sebagai bagian dari reformasi pajak, pemerintah dan koalisi yang berkuasa yang dipimpin oleh Partai Demokrat Liberal berencana untuk mempersempit kelayakan pembelian bebas bea untuk turis dan mereka yang memiliki visa jangka pendek 90 hari atau kurang, alih-alih "non-penduduk " di bawah undang-undang devisa dan perdagangan luar negeri negara itu, menurut sumber.

Meskipun masih harus dilihat kapan Jepang akan membuka kembali perbatasannya untuk pengunjung jangka pendek karena munculnya varian virus corona Omicron, pemerintah bermaksud untuk memastikan pengoperasian sistem yang tepat ketika permintaan pariwisata pulih.