Jepang Bangun Aquapond Pertama Di Makassar

Makassar, Inako –
Jepang, melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) membangun Aquapond pertama di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai salah satu cara menanggulangi banjir di kota itu.
"Aquapond` ini adalah kolam retensi yang berfungsi untuk penanggulangan banjir, teknologi ini umum digunakan di mall, perkantoran, maupun kompleks perumahan di Jepang," kata Staf Ahli JICA Pengembangan Infrastruktur Ibrahim Jamaluddin pada pemaparan pembangunan fasilitas tersebut di Makassar, Kamis.
Dengan mengambil lokasi di depan kantor gubernur Sulsel, JICA kemudian menunjuk PT Yamau untuk melakukan konstruksi Aquapond dengan anggaran Rp19,4 miliar tersebut di dalam kompleks Kantor Gubernur Sulsel, tepatnya di halaman depan gedung utama kantor tersebut.
Sejak tahun 2014, kata Ibrahim, pihaknya telah melakukan survei ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Makassar.
Dari hasil survei itu, pihaknya memutuskan memilih Makassar sebagai lokasi proyek percontohan pembangunan Aquapond ini.
"Salah satu alasannya adalah terjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pihak universitas yang memudahkan pelaksanaan program ini," imbuhya.
Pihaknya kemudian melakukan audiensi ke Gubernur Sulsel saat itu, Syahrul Yasin Limpo, dan Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto, yang dilanjutkan dengan studi kelayakan, dan JICA memberikan pendanaan.
"Ada sembilan titik yang disurvei, sehingga setelah berdiskusi, dipilih kantor gubernur dengan beberapa pertimbangan. Pada prinsipnya, memang di daerah kantor gubernur ada terjadi cekungan, disinilah muncul ide, bagaimana cekungan itu ditangkap untuk dibuat Aquapond," jelasnya.

Aquapond yang konstruksinya akan dimulai pada April 2019 tersebut dirancang mampu menampung air 90 persen, dan bisa menanggung beban berjalan hingga 25 ton sehingga di atasnya bisa dibuat parkiran atau taman.
Sementara Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata Ruang Sulsel Andi Darmawan Bintang mengatakan dibutuhkan proses yang panjang sebelum rapat pemaparan yang menandai dimulainya proses pembangunan fasilitas tersebut dilakukan.
Pembangunan Aquapond ini, kata dia,bukan merupakan hal baru dalam konteks menyelesaikan persoalan banjir.
"10 tahun lalu Jepang pernah mengeksplore bahwa untuk mengatasi banjir bisa menggunakan kolam retensi, sebelumnya dilakukan Memorandum of Discussion (MoD) antara Jepang dan Indonesia, dilanjutkan dengan MoU antara Pemprov dan JICA," jelasnya.
TAG#Pencengahan Bajir, #Aquapong, #Jepang, #Makassar
198872456
KOMENTAR