Pakar: Jumlah Perempuan Muda Jepang Diperkirakan Akan Berkurang Hingga 40% Tahun 2050

Binsar

Thursday, 25-04-2024 | 08:59 am

MDN
Sebuah studi yang dilakukan oleh panel pakar sektor swasta, mengutip Kyodo News, Rabu (24/4) menjelaskan, lebih dari 40 persen kota di Jepang kemungkinan akan mengalami penurunan jumlah penduduk perempuan muda [ist]

 

Jakarta, Inakoran

Sebuah studi yang dilakukan oleh panel pakar sektor swasta, mengutip Kyodo News, Rabu (24/4) menjelaskan, lebih dari 40 persen kota di Jepang kemungkinan akan mengalami penurunan jumlah penduduk perempuan muda hingga lebih dari setengahnya dalam 30 tahun, hingga tahun 2050, seiring dengan menurunnya populasi penduduk yang begitu cepat.

 

Panel tersebut memperingatkan bahwa penurunan tajam jumlah perempuan berusia 20-30-an tahun, di 744 kotamadya menunjukkan bahwa daerah-daerah tersebut mungkin terkena dampak yang parah. Wanita berusia 20-30-an tahun merupakan generasi inti yang melahirkan anak.

 

 

Sebelumnya, tahun 2014 Dewan Kebijakan Jepang telah memprediksi bahwa 896 kota, atau 49,8 persen dari jumlah keseluruhan, akan mengalami penurunan populasi perempuan muda pada tahun 2040 sebesar lebih dari setengahnya dibandingkan tahun 2010.

 

Menurut panel tersebut, peningkatan jumlah penduduk asing telah menyebabkan perbaikan dalam banyak hal, namun, tren penurunan angka kelahiran tidak berubah sama sekali. Karena itu, panel itu mendesak pemerintah daerah di 744 kotamadya dan pemerintah pusat untuk mengambil tindakan guna meningkatkan angka kelahiran dan mencegah arus keluar penduduk.

 

 

Proyeksi terbaru ini didasarkan pada perkiraan populasi berdasarkan wilayah yang dirilis oleh Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial pada bulan Desember 2023 lalu.

KOMENTAR