Pemerintah Siapkan Impor Gandum untuk Pakan Ternak
Jakarta, Inakoran
Dalam upaya menjaga kestabilan pasokan pakan ternak, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, telah mengumumkan rencana untuk mengimpor gandum sebagai alternatif pengganti jagung. Langkah ini diambil di tengah kebijakan larangan impor jagung yang diberlakukan sejak Maret 2024.
Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, menyatakan bahwa gandum akan digunakan sebagai substitusi untuk jagung dalam pakan ternak. Menurutnya, gandum memiliki harga yang lebih murah, sehingga dapat menjadi solusi yang ekonomis bagi para peternak.
Dalam konferensi pers yang diadakan di kantornya pada Senin, 7 Januari 2025, Zulhas menegaskan bahwa gandum yang akan diimpor khusus ditujukan untuk pakan ternak, bukan untuk konsumsi umum.
BACA JUGA:
Sri Mulyani: Defisit APBN 2024 Terjaga, Namun Penerimaan Pajak Tak Penuhi Target
Harga Minyak Dunia Kembali Tertekan: Dampak Melemahnya Ekonomi Jerman dan AS
Harga Emas Global Kembali Terkoreksi: Dampak Penguatan Dolar AS
Proyeksi Saham GOTO Setelah Patrick Waluyo Kembali Pegang Kendali
"Kami sepakat pengganti jagung untuk pakan itu ada gandum. Itu gandum untuk pakan ternak, bukan gandum secara umum. Itu harganya murah," ungkapnya.
Namun, Zulhas menambahkan bahwa rincian mengenai kuota dan sumber impor gandum masih dalam pembahasan lebih lanjut dan akan diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas). Ia menekankan pentingnya pengendalian jumlah impor agar tidak terjadi kelebihan pasokan yang tidak terserap oleh pasar.
Larangan impor jagung untuk pakan ternak merupakan kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan anjloknya harga jagung di tingkat produsen, terutama menjelang musim panen raya yang diperkirakan akan berlangsung pada April 2024.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan jagung di hulu maupun hilir, terutama mengingat adanya surplus antara produksi dan konsumsi.
"Terlebih ada surplus antara produksi dan konsumsi, sehingga progres positif seperti ini harus dapat kita manfaatkan secara optimal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di hulu maupun hilir," kata Arief dalam keterangan tertulisnya.
Rencana impor gandum ini diharapkan dapat membantu para peternak dalam menghadapi tantangan pakan ternak yang semakin meningkat. Dengan harga gandum yang lebih murah, diharapkan biaya produksi pakan ternak dapat ditekan, sehingga berdampak positif pada harga jual produk peternakan.
KOMENTAR