Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tangan Prabowo
Jakarta, Inakoran
Sejumlah lembaga ekonomi asing aktif memberikan pandangan mereka mengenai potensi kebijakan ekonomi di bawah Prabowo Subianto bila menjadi presiden. Salah satunya adalah Fitch Rating, perusahaan pemeringkat kredit Amerika Serikat.
Dalam rilis terbatu, Fitch Rating, menegaskan bahwa kemungkinan besar kebijakan ekonomi Indonesia tidak akan mengalami perubahan drastis di bawah pemerintahan Prabowo Subianto. Meskipun demikian, lembaga ini juga mencatat bahwa ketidakpastian seputar kebijakan fiskal jangka menengah telah meningkat.
BACA JUGA: TKN Ingatkan Kubu Anies-Ganjar, Usulan Hak Angket Untungkan Prabowo-Gibran
"Kebijakan ekonomi Indonesia kemungkinan besar tidak akan berubah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto," kata Fitch dalam rilis 'Indonesia Election Outcome Points to Broad Economic Policy Continuity' akhir pekan lalu.
Fitch memperkirakan Prabowo akan terus fokus pada pembangunan infrastruktur, termasuk proyek ambisius seperti pembangunan ibu kota baru yang disudah dimulai oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Mahfud MD: Hak Angket DPR Bisa Jatuhkan Sanksi Politik kepada Presiden, Termasuk Pemakzulan
Selain itu, lembaga tersebut menduga Prabowo akan mempertahankan upaya pemerintah saat ini untuk mendukung hilirisasi komoditas dan memperluas sektor manufaktur baterai serta kendaraan listrik.
Meski Fitch memproyeksikan pertumbuhan PDB riil Indonesia akan tetap sekitar atau sedikit di atas 5% pada tahun ini dan tahun depan, dengan catatan bahwa kebijakan moneter dan fiskal akan terus mendukung stabilitas makroekonomi RI, namun Lembaga tersebut juga mengingatkan akan adanya risiko fiskal jangka menengah
Fitch mencatat beberapa janji kampanye Prabowo, seperti program makan siang dan susu gratis di sekolah, yang dapat menghabiskan biaya sekitar 2% PDB setiap tahunnya. Pernyataan Prabowo mengenai pemeliharaan rasio utang pemerintah/PDB yang lebih tinggi juga dianggap sebagai risiko terhadap proyeksi fiskal dasar mereka. Meskipun demikian, Fitch mencatat bahwa Prabowo menyerukan peningkatan tingkat pendapatan pemerintah terhadap PDB secara signifikan.
BACA JUGA: Sri Mulyani Tak Masuk Kabinet, Pengamat: Sosok Menkeu Harus Integritas dan Non-Partisan
Laporan mingguan Pratinjau Ekonomi Asia Pasifik Moody's Analytics juga mengamini pandangan Fitch. Mereka mencatat bahwa dari segi kebijakan ekonomi, Prabowo cenderung melanjutkan kebijakan yang populer selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dengan ini, Moody's Analytics memberikan gambaran konsistensi dalam arah kebijakan ekonomi yang mungkin diambil oleh Prabowo.
Seiring dengan perkiraan lembaga ekonomi asing, ramalan pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo menjadi semakin menarik untuk dipantau. Semua mata tertuju pada Oktober 2024, ketika Prabowo resmi memimpin Indonesia, dan kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan dia implementasikan menjadi fokus utama perhatian masyarakat dan pelaku bisnis.
KOMENTAR