Rekomendasi Saham Emiten Batubara: Saatnya untuk Koleksi?

Sifi Masdi

Monday, 07-10-2024 | 12:34 pm

MDN
Ilustrasi pergerakan saham [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Saham emiten batubara kembali mencuri perhatian investor di tengah tren kenaikan harga komoditas energi yang dipicu oleh meningkatnya permintaan ekspor serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Kenaikan ini tidak hanya berdampak pada harga batubara global, tetapi juga memberikan peluang investasi yang menjanjikan di sektor energi. Lantas, bagaimana prospek saham-saham batubara saat ini dan apakah ini waktu yang tepat untuk mengoleksinya?

 

Hendriko Gani, Investment Analyst dari Stockbit Sekuritas, mengatakan bahwa harga batubara di pasar global mengalami kenaikan signifikan. Pada Jumat (4/10/2024), indeks batubara Newcastle melonjak sebesar 5% ke level US$149,6 per ton. Kenaikan ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan dari dua negara konsumen energi terbesar, China dan India, serta lonjakan harga gas sebagai dampak dari eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah.

 

"Peningkatan harga gas berpotensi mendorong harga batubara lebih tinggi karena batubara sering digunakan sebagai substitusi energi untuk gas," jelas Hendriko dalam laporannya pada Senin (7/10/2024).

 


 

BACA JUGA:

Harga Minyak Dunia Kembali Mendidih di Tengah Konflik  Israel-Iran

Rekomendasi dan Arah Pergerakan Saham: 4 Oktober 2024

Harga Minyak  Dunia Melambung Usai  Iran Serang Israel

 


 

Fenomena ini memberikan dorongan tambahan bagi industri batubara global yang mulai pulih setelah sempat menghadapi tantangan dalam beberapa tahun terakhir.

 

China, sebagai konsumen batubara terbesar dunia, menjadi salah satu faktor utama yang menopang kenaikan harga komoditas ini. Di tengah meningkatnya konsumsi industri dan penurunan produksi akibat cuaca buruk, kebutuhan batubara terus melonjak.

 

Selain itu, paket stimulus ekonomi yang baru-baru ini diumumkan oleh Bank Sentral China (PBoC) semakin memperkuat ekspektasi pemulihan ekonomi, yang turut mendorong harga batubara lebih tinggi.

 

Tak hanya di China, permintaan batubara di India juga meningkat pesat. Mengutip data Trading Economics, Hendriko melaporkan bahwa dalam sepekan terakhir, India mengalami peningkatan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara sebesar 15%. Kenaikan ini terjadi seiring dengan penurunan produksi energi terbarukan sebesar 16%. Lonjakan permintaan ini memberi angin segar bagi emiten batubara yang memasok kebutuhan energi di pasar internasional.

 

Rekomendasi Saham Batubara

Dalam jangka pendek, kenaikan harga acuan batubara Newcastle diperkirakan memberikan sentimen positif bagi beberapa emiten batubara di Indonesia. Beberapa saham yang dinilai potensial oleh Stockbit Sekuritas di antaranya adalah: Adaro Energy (ADRO), Bukit Asam (PTBA), Indo Tambangraya Megah (ITMG), Bayan Resources (BYAN), Harum Energy (HRUM), Indika Energy (INDY), dan Bumi Resources (BUMI)

 

Pada perdagangan saham, hingga pukul 10.20 WIB, mayoritas emiten batubara terpantau bergerak di zona hijau. Saham ADRO menguat 1,31% ke level Rp3.860, PTBA melonjak 3,34% ke Rp3.090, dan ITMG naik tipis 0,87% ke Rp26.175 per saham. Sementara itu, saham INDY naik 4,72% ke Rp1.775, BUMI meningkat 2,22% ke Rp138, dan BYAN naik tipis 0,45% ke level Rp16.575.

 

Meskipun harga batubara global mengalami kenaikan signifikan, kondisi pasar domestik Indonesia menunjukkan pergerakan yang lebih lambat. Stockbit Sekuritas mencatat bahwa indeks harga batubara Indonesia tidak mengalami kenaikan yang signifikan dalam sepekan terakhir. Kategori Indonesian Coal Index 5 (ICI5) hanya mengalami kenaikan sebesar 1,1%, sedangkan ICI3 naik tipis 0,05%.

 

Hendriko menambahkan, "Kinerja keuangan emiten batubara Indonesia mungkin tidak akan berkorelasi langsung dengan kenaikan harga batubara Newcastle, mengingat pergerakan harga batubara domestik yang relatif lebih stabil."

 

Namun, bagi investor yang tertarik dengan prospek jangka panjang, saham-saham batubara domestik tetap memiliki potensi yang kuat, terutama mengingat ketergantungan global terhadap batubara sebagai sumber energi alternatif di tengah kenaikan harga gas.

 

Dislaimer:

Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.

 

 

KOMENTAR