Dirut Bank Mandiri Bantah Isu Dana Tabungan Masyarakat Dipakai Danantara

Sifi Masdi

Thursday, 06-03-2025 | 14:01 pm

MDN
Ilustrasi Gedung Bank Mandiri [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Direktur Utama PT  Bank Mandiri Tbk, Darmawan Junaidi, menegaskan bahwa tidak ada instruksi bagi Himpunan Bank Negara (Himbara) untuk menggunakan dana pihak ketiga (DPK) dalam investasi ke Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

 

DPK sendiri merupakan dana yang dihimpun oleh bank dari masyarakat, yang terdiri atas tabungan, giro, dan deposito. Keamanan dan pengelolaan dana ini menjadi perhatian utama perbankan serta diawasi secara ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 


BACA JUGA: 

IHSG Berada di Jalur Hijau, Menguat 0,8%: Kamis (6/3/2025)

Harga Minyak Dunia Kembali Naik: Kamis (6/3/2025)

Harga Emas Antam Turun Rp 3.000: Kamis (6/3/2025)


 

Darmawan memastikan bahwa Himbara tetap berpegang pada loan portfolio guideline (LPG) atau pedoman pinjaman yang telah ditetapkan. Selain itu, OJK sebagai regulator memiliki peran dalam mengatur serta mengawasi aktivitas perbankan guna memastikan dana masyarakat tetap dikelola secara bertanggung jawab.

 

"Jika ada kekhawatiran bahwa bank Himbara akan menggunakan DPK untuk hal yang di luar target atau risk acceptance criteria masing-masing bank, saya sangat optimis itu tidak akan terjadi," ujar Darmawan dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa pada Rabu (5/3).

 

Ia juga menegaskan bahwa Bank Mandiri telah menjalankan kebijakan pinjaman secara disiplin. Berkat penerapan prinsip kehati-hatian, rasio Non-Performing Loan (NPL) Bank Mandiri berhasil dijaga di bawah satu persen. Hal ini menunjukkan bahwa bank tetap menjaga kualitas kredit dan risiko yang terkendali.

 

Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan DPK yang positif hingga akhir 2024. DPK bank ini meningkat 7,73 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1.699 triliun. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan, terutama dalam bentuk dana murah atau Current Account Savings Account (CASA).

 

Porsi CASA mencapai 80,3 persen dari total DPK, yang menunjukkan efisiensi biaya dana bank. Rinciannya, tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 13,4 persen (yoy) menjadi Rp665 triliun, sementara giro naik 3,6 persen (yoy) menjadi Rp606 triliun.

 


 


 

KOMENTAR