Harga Emas Melemah Usai Trump Longgarkan Tarif Impor Barang Elektronik dari China

Sifi Masdi

Tuesday, 15-04-2025 | 10:49 am

MDN
Ilustrasi Emas Batangan [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

Harga emas dunia mengalami penurunan pada perdagangan Senin (14/4), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pengecualian tarif impor untuk sejumlah barang elektronik, termasuk ponsel dan komputer, yang sebagian besar berasal dari China. Langkah ini memberi sinyal pelonggaran dalam tensi dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

 

Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot tercatat turun 0,4% menjadi US$ 3.223,67 per ons troi pada pukul 00.36 GMT. Penurunan ini terjadi setelah sehari sebelumnya emas sempat mencetak rekor tertinggi baru di US$ 3.245,28 per ons troi. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga terkoreksi tipis 0,1% ke level US$ 3.240,90.

 

Koreksi harga ini menyusul reli tajam pada Jumat (11/4), ketika harga emas untuk pertama kalinya menembus level US$ 3.200 akibat meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China yang sempat mengguncang pasar global.

 


BACA JUGA:

IHSG Dibuka Menguat 1,15% ke Level 6.441,64

Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa (15/4/2025)

Untung-Rugi Investasi Emas di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Harga Emas Antam Stagnan, UBS Melonjak: Senin (14/4/2025)


 

Namun, ketegangan tersebut sedikit mereda setelah Gedung Putih mengumumkan pada Jumat malam bahwa beberapa produk teknologi, seperti smartphone, komputer, dan komponen elektronik lainnya, akan dikecualikan dari tarif “resiprokal” yang semula direncanakan. Meskipun begitu, dalam pernyataan terbarunya pada Minggu (13/4), Trump menegaskan bahwa pengecualian ini hanya bersifat sementara.

 

Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menjelaskan bahwa produk-produk tersebut tetap dikenai “Tarif Fentanyl” sebesar 20%, namun akan ditempatkan dalam skema tarif alternatif.

 

Di sisi lain, data ekonomi AS menunjukkan bahwa indeks harga produsen (PPI) secara mengejutkan turun 0,4% pada Maret. Namun, para analis memperkirakan bahwa penerapan tarif baru dapat mendorong inflasi dalam beberapa bulan mendatang.

 

Seiring dengan prospek inflasi dan ketidakpastian ekonomi, pasar kini memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan hingga 80 basis poin pada akhir 2025. Kondisi suku bunga yang rendah biasanya menguntungkan bagi emas, karena menurunkan opportunity cost dalam memegang aset non-yielding seperti emas.

 

Permintaan Emas di China Menguat

Sementara itu, dari sisi permintaan global, pasar mencatat adanya peningkatan premi harga emas di China—negara konsumen emas terbesar di dunia. Selisih harga ini mencerminkan naiknya minat beli dari investor dan konsumen di China yang khawatir terhadap dampak lanjutan dari ketegangan dagang dengan AS.

 

Untuk logam mulia lainnya, harga perak turun 0,7% menjadi US$ 32,04 per ons troi. Sebaliknya, platinum dan palladium sama-sama mencatat kenaikan 0,7%, masing-masing ke level US$ 949,25 dan US$ 922,25 per ons troi.

 

Disclaimer:

Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan kondisi pasar dan kebijakan perusahaan.

 

 

KOMENTAR