Tokoh Muda NU: MK Harus Gugurkan Abuse of Power yang Telah Rusak Konstitusi dan Demokrasi
Jakarta, Inakoran.com - Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan palang pintu terakhir dalam menegakkan konstitusi dan demokrasi.
Oleh karena itu, MK harus berani mengkoreksi "abuse of power" yang telah dilakukan oleh rezim penguasa. Pernyataan ini disampaikan oleh tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Nata Sutisna.
Nata prihatin dengan upaya penyalahgunaan kekuasaan yang mengutamakan kepentingan keluarga. Namun, dia percaya MK akan berani mengoreksi dan menegakkan kembali demokrasi dan konstitusi.
BACA JUGA: Dari Ibu Mega Hingga Habib Rizieq, Ini Daftar 23 Pihak yang Ajukan Amicus Curiae di MK
"Kami percaya dan yakin, MK mempunyai kejernihan dan ketulusan dalam menegakkan konstitusi dan memperkokoh demokrasi bagi arah masa depan Indonesia yang lebih berdaulat, bermartabat, dan berkeadilan. Kami sangat prihatin melihat upaya-upaya penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan keluarga dengan menghalalkan segala cara," ujar Nata dalam keterangannya pada Jumat (19/04/2024).
Nata menambahkan Indonesia merupakan negeri yang dibangun untuk mewujudkan keadilan, kesetaraan, dan kemakmuran bagi semua warga.
"Sebab itu, kita tidak boleh mundur ke belakang dengan memaklumkan praktek-praktek kekuasaan yang menghalalkan korupsi, nepotisme, dan kolusi,” kata aktivis muda yang saat ini kuliah di Universitas Zaitunah, Tunisia.
“Ini harus kokoh pada pendirian para pendiri bangsa, khususnya Bung Karno, bahwa Indonesia dibangun satu untuk semua, semua untuk satu, dan semua untuk semua,” sambungnya
Nata juga menyinggung suara-suara yang disampaikan banyak kalangan, mulai dari para guru besar hingga masyarakat sipil. Teranyar, suara itu datang dari Presiden kelima sekaligus Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Sejatinya, MK dapat menjadi oase dan harapan baru, bahwa kebenaran akan menang dan abadi. Kebenaran akan menjadi suluh dan cahaya bagi negeri ini. Tulisan tangan Ibu Megawati Soekarnoputeri sebagai amicus currei merupakan suara kebenaran sebagian besar bangsa ini,” tutup Nata.
KOMENTAR