Selisih dengan Biaya Perawatan Capai Rp1,36 Triliun, ICW: Tunjangan Rumah Dinas DPR RI Hamburkan Uang Negara

Aril Suhardi

Monday, 14-10-2024 | 14:05 pm

MDN
Tunjangan rumah menghambur uang negara. [Foto: Ilustrasi AI]

JAKARTA, INAKORANA.com - Indonesian Coruption Watch (ICW) menyoroti wacana untuk memberikan tunjangan rumah sebagai pengganti rumah dinas kepada anggota DPR RI. ICW menilai pemberian tunjangan tersebut tidak memiliki urgensi dan malah menghabiskan uang negara.

“Kita berbicara dari sisi tata Kelola anggaran dan kepatutan. Ini kebijakan yang sebetulnya tidak ada urgensinya. Dan berpotensi buang-buang uang, anggaran negara yang dibayar oleh kita semua,” kata Peneliti ICW Egi Primayogha dalam diskusi di salah satu stasiun televisi swasta, dikutip pada Senin, 14 Oktober 2024.

Egi menambahkan, ICW memiliki data yang menunjukkan bahwa biaya perawatan rumah dinas DPR RI selama lima tahun terakhir mencapai Rp374 miliar. Karena itu, dia heran rumah dinas disebut rusak sehingga tidak layak ditempati.

BACA JUGA: NasDem: Biaya Perawatan Rumah Dinas DPR 4 Kali Lebih Mahal dari Tunjangan

“Kami melakukan perhitungan dan melihat biaya maintenance selama lima tahun ke belakang, 2019-2024, ada yang dikeluarkan. Kita menemukan 27 paket pengadaan dengan nilai 374 miliar. Ini uangnya ke mana? Itu kan jadi pertanyaan, kenapa rumahnya jadi rusak, sementara pengadaannya ada terus-menerus,” kata Egi.

Egi menyebut jika rumah dinas diganti menjadi tunjangan rumah, maka biaya yang dihabiskan justru lebih besar. Bahkan, dalam satu periode, perbedaannya mencapai Rp1,36 trilun.

“Lalu kalau kita hitung-hitungan yang sederhana, 580 anggota DPr dikali Rp50 juta, dikali 60 bulan (lima tahun atau satu periode). Itu bisa sampai Rp1,74 triliun. Artinya, kita berpotensi buang-buang anggaran hingga Rp1,36 triliun,” jelas Egi.

BACA JUGA: Program Makan Siang Gratis Bakal Telan Anggaran Rp800 Miliar per Hari

Sebelumnya, Sekjen DPR RI Indra Iskandar menyebut rumah dinas DPR RI tidak layak ditempati. Rumah dinas tersebut bocor, rusak, dan dipenuhi tikus serta rayap yang mempercepat kerusakannya.

“Di samping kebocoran, kerusakan, dan juga saluran, yang sulit juga diselesaikan adalah masalah banyaknya tikus. Yang paling parah adalah berkaitan dengan rayap. Bangunan-bangunan yang dari kayu pasti akan rusak.”  

Sementara itu, anggota DPR RI Fraksi NasDem Ahmad Sahroni menyebut perawatan rumah dinas menghabiskan dana hingga empat kali lebih banyak dari tunjangan yang bakal diberikan kepada anggota DPR.

BACA JUGA: BEM SI Gelar Demo Besar-besaran Pekan Depan

“Dengan pengeluaran yang dikasih per bulan, dengan perawatan yang dilakukan di rumah dinas, di Kalibata, misalnya, itu bahkan 3-4 kali lipat mahalnya daripada diganti dengan uang,” kata Sahroni beberapa waktu lalu.

KOMENTAR