Dr. Wawan Hari Purwanto: Kecintaan Terhadap Tanah Air Modal Awal Santri Jaga Keutuhan NKRI
Jakarta, Inako
Kecintaan terhadap Tanah Air yang dimiliki para santri merupakan modal awal untuk meningkatkan peran serta mereka dalam semua lini kehidupan masyarakat. Terutama karena kaum santri merupakan kalangan yang mempunyai kesetiaan pada dua aspek, yakni keagamaan dan kenegaraan.
Hal ini diungkapkan Dr. Wawan Hari Purwanto, Jurubicara/Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) dalam Webinar Nasional untuk memperingati Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober. Webinar yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ( PW ISNU) DKI Jakarta ini mengusung tema “Penguatan Peran Santri Dalam Menjaga Keutuhan NKRI”.
BACA JUGA: Prof. Siti Zuhro: Santri Penjaga Gawang NKRI
Menurut Wawan, kaum santri berperan penting dalam menghadapi paham-paham yang mengganggu eksistensi dan idiologi negara. Jasa kaum santri sudah diakui secara nasional. Bahkan, beberapa negara mengirimkan generasi mudanya untuk menjadi santri di Pondok Pesantren Indonesia. Kondisi ini menunjukkan kepercayaan terhadap kualitas para santri. Dengan demikian, para santri diharapkan dapat menjadi agen perubahan untuk menjaga keutuhan NKRI dan memoderasi ajaran agama.
Lebih lanjut ditegaskannya, loyalitas santri terhadap NKRI tidak lepas dari proses pendidikan yang mereka alami selama digembleng di Pondok Pesantren. Dalam kaitan ini, maka dapat dilihat bahwa Pondok Pesantren mempunyai peran penting untuk melahirkan para santri yang bisa beradaptasi dan berkontribusi terhadap keutuhan NKRI.
BACA JUGA: Santri Miliki Peran Signifikan Jaga Keutuhan NKRI
“Pondok pesantren dan para ulama perlu membina para santri dengan tulus ikhlas dan mau berjuang. Hal tersebut diharapkan para santri dapat menghayati perjuangan para pendahulunya dan dapat menjadi penerus perjuangan mereka untuk menjaga NKRI dari berbagai ancaman, seperti radikalisme, terorisme, dan separatisme dan ancaman lainnya” tegas jubir BIN itu.
Wawan mengakui bahwa saat ini Indonesia menjadi role model atau teladan dalam upaya mencegah radikalisme dan terorisme. Hal ini tidak lepas dari peran santri dan ulama membantu pemerintah mengatasi terorisme dan radikalisme. Karena itu, para santri diminta untuk menjadi agen perubahan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.
BACA JUGA: Muhammad Johansyah: Santri Harus Relevan Dengan Zaman
Mengingat pentingnya peran santri dalam menjaga keutuhan NKRI, Wawan mengajak para santri untuk menghayati perjuangan para pendahulu mereka dalam menjaga NKRI. “Para santri diharapkan dapat menjadi bagian dan ikut andil dalam menjaga NKRI dari berbagai potensi ancaman yang dapat mengganggu keutuhan bangsa,” tegas Wawan.
Ia mengemukakan sejumlah ancaman yang berpotensi mengganggu kestabilan negara, antara lain: ancaman idiologi yakni kekuatan soft power yang berupaya merusak jati diri bangsa Indonesia melalui pengaruh kehidupan idiologi asing yang beraliran materialisme; pandemi Covid-19; radikalisme dan terorisme.
Tetapi pakar intelijen itu yakin para santri dapat berkontribusi bersama warga masyarakat lainnya menangkal ancaman itu. Hal itu terjadi mengingat para santri mempunyai pengalaman dalam menghadapi berbagai potensi ancaman bangsa yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama yang moderat serta mengajarkan dan menyebarkan ajaran “Ahlulsunnah wal Jama’ah atau Aswaja di tengah-tengah masyarakat.
BACA JUGA: Megenang Primitive Band di Yogyakarta
Selain itu, para santri juga dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan kebangsaan, sehingga mampu mengembangkan wawasan Islam yang moderat dan kebangsaan dalam rangka membangun NKRI yang lebih kokoh.
Jubir BIN itu menambahkan bahwa dalam masa pandemi ini para santri ikut berkontribusi membantu pemerintah menangani Covid-19. Mereka ikut andil dalam melakukan vaksinasi Covid-19 yang digalakkan pemerintah. Karena itu, ia berharap sebelum diselenggarakannya sekolah tatap muka seluruh santri telah mendapat vaksinasi Covid-19.
KOMENTAR